Makalah
Psikologi Pendidikan
“Pendidikan Seks Usia Din
Kata
Pengantar
Pertama-tama
penulis panjatkan Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga makalah yang berjudul “Pendidikan Seks
Usia Dini” dapat diselesaikan dengan baik. Adapun maksud dari penyusunan
makalah ini ialah sebagai salah satu
agenda akademis yang harus di tempuh pada mata kuliah psikologi pendidikan.
Dalam
kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua yang sudah
mendukung, membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan makalah ini, dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Oktober 2014.
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar…………………………………………………………….
Daftar
isi……………………………………………………………….......
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
B.
Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Apa itu
pendidikan seks
B.
Apa tujuan dan manfaat penerapan pendidikan
seks usia dini
C.
cara penyampaian dan penerapan pendidikan
seks usia dini
D.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan
pendidikan seks
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar pustaka……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era globalisasi yang terus berkembang
seperti sekarang, pendidikan seks merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
diterapkan dalam kehidupan manusia, terutama pada anak-anak sejak dini. Akan
tetapi disisi lain masyarakat terutama orangtua sangat sulit untuk membicarakan
apa lagi menerapkan pendidikan seks usia dini pada anak-anaknya. Orangtua
cenderung berpikir bahwa seks adalah sesuatu yang sangat tabu dan tidak pantas
jika dibicarakan pada anak-anak. padahal
dengan menerapakan pendidikan ini, orangtua telah memberikan sumbangsi besar
bagi perkembangan dan pengetahuan sang anak di masa yang akan datang. Ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan sulitnya orangtua menerapkan pendidikan
seks pada sang buah hati diantaranya karena pengetahuan yang kurang cukup,
paradigma budaya yang salah dan ketidak-tahuan orangtua bagaimana cara untuk menyampaikannya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita
akan membahas pentingnya penerapan pendidikan seks usia dini.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, kita dapat merumuskan
masalah
sebagai berikut :
1. Apa
itu pendidikan seks?
2. Apa tujuan dan manfaat penerapan pendidikan seks
usia dini?
3. Bagaimana
cara penyampaian dan penerapan pendidikan seks usia dini?
4. apa saja hal yang harus diperhatikan dalam
memberikan pendidikan seks?
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian pendidikan seks
Pendidikan seks
(sex education) adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi
tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan
tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama
agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut. Itu
sebabnya, pendidikan seks dapat dikatakan sebagai cikal bakal pendidikan
kehidupan berkeluarga yang memiliki makna sangat penting. Para ahli psikologi
menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya mulai dikenalkan dengan
pendidikan seks yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai
anatomi organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksualnya dan
akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat
istiadat, serta kesiapan mental dan material seseorang. Sementara Dr. Warih A
Puspitosari, M.Sc, Sp.K.J. menjelaskan bahwa “Pendidikan seks usia
dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks. Namun
pendidikan seks pada usia dini menjelaskan tentang organ-organ yang dimiliki
manusia dan apa fungsinya”.
Pendapat lain mengatakan
bahwa Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan yang kita
ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini
mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita).
Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat
kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan
sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada
hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya. Pendidikan
seks dapat di bedakan menjadi seks instruction dan education in sexuality Yaitu:
1. Sex
Intruction ialah penerangan mengenai
anatomi seperti pertumbuhan rambut pada ketiak, dan mengenai biologi dari
repoduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk mempertahankan
jenisnya termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam mencegah
terjadinya kehamilan.
2. Education
in sexuality meliputi bidang–bidang etika, moral,
fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang
dapat memahami dirinya sendiri sebagai individual sexual serta mengadakan
interpersonal yang baik
B.
tujuan
dan manfaat penerapan pendidikan seks
a)
tujuan
pendidikan seks.
pendidikan seks memiliki tujuan yang
berbeda-beda. Seperti pada usia balita, tujuannya adalah untuk memperkenalkan
organ seks yang dimiliki, seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk
menjelaskan fungsi serta cara melindunginya. Jika tidak dilakukan lebih awal
maka ada kemungkinan anak akan mendapatkan banyak masalah seperti memiliki
kebiasaan suka memegang alat kemaluan sebelum tidur, suka memegang payudara
orang lain atau masalah lainnya.
Untuk usia sekolah mulai 6-10 tahun bertujuan
memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perernpuan), menginformasikan asal-usul
manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan
penyakit.
Sedangkan usia menjelang remaja, pendidikan
seks bertujuan untuk menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya,serta
menerima perubahan dari bentuk tubuh. Pendidikan seks berguna untuk memberi
penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas),
menanamkan moral dan prinsip "say no" untuk seks pranikah serta
membangun penerimaan terhadap diri sendiri. Bahkan, pendidikan seks juga
penting diberikan pada anak di usia pranikah untuk pembekalan pada pasangan
yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.
b)
Manfaat pendidikan seks.
1.
Membantu jalannya komunikasi tentang topik
yang berhubungan dengan seksualitas. Akan
datang saat anda, sebaga orang tua, harus menjelaskan tentang beberapa topik
terkait seksualitas dengan anak-anak anda. Jikalau mereka sudah mengerti
dasar-dasar dari topik tersebut, komunikasi tersebut tidak akan mengalami
kesulitan yang berarti.
2.
Membuat pikiran anak-anak lebih
terbuka pada topik terkait seksualitas tersebut. Dengan adanya pendidikan seksual ini, anak-anak tidak akan
merasa malu untuk membicarakan topik-topik yang berkaitan dengan seksualitas
tersebut dengan orang tua mereka.
3.
Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. Rasa penasaran para remaja
mengenai seksualitas perlu di tampung dalam wadah yang memadai dan tidak
menyesatkan. Salah satunya tentu dengan edukasi seks yang diberikan secara
rutin baik di sekolah maupun di rumah. Rasa penasaran mereka tentang
seksualitas pun terbayar dengan mendapatkan pengetahuan dari sumber yang
terpercaya. Dengan demikian anak tidak akan terjerumus dalam pengetahuan yang
menyesatkan seperti yang terdapat pada komik atau pun video porno.
4.
Memperkuat rasa percaya diri. Dengan adanya pendidikan seks, rasa
percaya diri anak akan timbul dengan sendirinya. Mengetahui setiap inci bagian
tubuhnya sendiri membuat mereka merasa nyaman. Si anak akan memahami batasan
yang penting dalam pergaulan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan.
Manfaat pendidikan seks ini membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap
perilaku seksualitas yang dimiliki.
C.
Cara penyampaian dan penerapan pendidikan
usia dini.
Cara memberikan penjelasan pendidikan seks
kepada anak sesuai dengan umur mereka :
·
Balita
1-5 tahun
Pada usia ini, Anda
bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai
memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak
perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya
pendek. Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ
tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis
dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan
jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis. Selain
itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan
dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa
diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor
kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap
maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.
·
Umur
3-5 tahun
Pada rentang umur
ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi masing-masing organ tubuh,
jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil. Saat yang paling
tepat untuk mengajarkannya adalah di saat Anda sedang memandikannya. Diharapkan
untuk hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan di masyarakat untuk menyebut
alat kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan
diistilahkan dengan kata lain seperti “apem” atau “burung”. Anda tidak perlu
membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak Anda atau mengajarkannya
dalam kondisi belajar yang serius.
Pertanyaan yang
sering dilontarkan anak pada usia ini , seperti “mama, kita lahir dari
mana?”, Anda juga bisa memberikan penjelasan mengenai darimana bayi
berasal dengan menggunakan sebuah cerita agar si buah hati bisa lebih memahami
dan tertarik untuk mendengarkannya. Di usia ini juga, seorang anak sudah bisa
diajarkan apa itu perempuan dan laki-laki. Jadi bila Anda memiliki dua anak
yang berlawanan jenis, akan lebih mudah untuk Anda menjelaskan perbedaan penis
dan vagina kepadanya.
Ajarkan juga kepada
anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya, adalah milik pribadinya
yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus diajarkan untuk tidak
menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada mereka bahwa mereka
memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan segala macam bentuk
kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini menjadi penting,
karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang
yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk tidak
memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak
menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk menyatakan penolakannya.
·
Umur 6
- 9 tahun
Anak-anak sering
sekali menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual dari orang dewasa karena
ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan dengan mudah oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masalah utama dalam kasus pencabulan
anak adalah anak kecil tidak sadar bahwa dirinya telah mengalami pencabulan,
baik karena keluguan si anak atau karena pelaku berdalih bahwa hal yang
dilakukan adalah tanda “kasih sayang”.
Di rentang umur
ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi
dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk membuka pakaian
bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat kelaminnya oleh
temannya. Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak sekencang mungkin meminta
pertolongan dan melapor ke orang tua jika orang dewasa yang berada di sekitar
mereka mengancam untuk memberikan hukuman atau mengintimidasi mereka di saat
mereka menolak untuk melakukan hal-hal yang menurut anak tidak nyaman untuk
dilakukan.
Selain itu, di
rentang umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang tumbuh dengan cepat
dan terlihat jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak ayam) di saat
bertumbuh dewasa untuk mengajarkan mengenai perkembangan alat reproduksi.
Ajaklah anak anda untuk turut mengamati perkembangannya. Jika mereka tidak
terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa berikan informasi lebih
lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan berubah
seiring mereka bertumbuh dewasa nanti.
Orang tua harus
memperhatikan suasana hati anak agar saat menyampaikan materi seksualitas, si
anak tidak merasa terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi terlalu liar dalam
menyikapi seks.
·
Umur 9
- 12 tahun
Berikan informasi
lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si anak saat menjelang masa
puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap individu. Ajarkan kepada anak
bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah yang akan mereka alami nanti
sebagai bagian normal dari tahap perkembangan individu. Pada umur 10 tahun,
sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa memulai topik mengenai kesehatan
alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika dia mengikuti semua peraturan
kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.
·
Umur 12
- 14 tahun
Data yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada
tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan
Bekasi telah berhubungan seksual sebelum menikah. Penulis memang tidak
mendapatkan angka pasti untuk data di tahun 2012, tetapi dengan adanya berita
di berbagai media massa yang menyatakan adanya peningkatan dalam tingkat
aktivitas seksual remaja, maka tentunya harus ada pendidikan yang memadai untuk
menanggulangi hal ini.
Dorongan seksual di
masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya
mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya bekerja. Penekanan
terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk hubungan seksual
juga sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak segala macam
konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika mereka
melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan komunikasi
dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas, juga perlu menambahkan
keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum mencapai masa
dewasa.
Hindari penggunaan
kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa ragu, takut, enggan
ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka. Jika orang tua
merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan anak, orang tua
bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk memberikan pendidikan
seksual kepada anak dan membantu orang tua merasa nyaman membicarakan
topik ini.
·
Usia
Menjelang Remaja
Saat anak semakin
berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga
perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan
bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan
akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
·
Usia
Remaja
Pada saat ini,
seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih
intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan
mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat
secara emosi.
Diharapkan,
pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat
anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu
membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi
yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu
yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan
mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks
didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah.
Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka
pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.
D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
memberikan pendidikan seks.
1.
Harus
dilakukan orang terdekat
"Dalam hal
ini, orangtua menjadi tombak utama. Anak laki-laki diajari ayah, sedangkan anak
perempuan mendapat informasi dari ibu," kata Seto. Dalam prosesnya,
orangtua harus komunikatif, rendah hati, dan mau mendengarkan. Orangtua dengan
tiga kriteria tersebut akan membuat anak nyaman bertanya dan mendengarkan saran
atau jawaban yang diberikan.
2.
Disesuaikan
dengan daya tangkap anak
"Setiap anak memiliki daya tangkap
berbeda. Namun, bagaimanapun daya tangkap anak, pastikan dia memperoleh
informasi yang maksimal," ujar Seto. Pendidikan seks untuk usia TK tentu berbeda
dengan SD dan SMP.
Untuk usia TK, kata Seto, pastikan anak
mengetahui perbedaan jenis kelamin antara dia dan teman yang lain. Selanjutnya
anak juga harus mengetahui perbedaan organ kelamin yang dimiliki, antara
laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini anak juga harus tahu bagaimana
membersihkan dan merawat alat kelamin. Misalnya membersihkan kelamin seusai
buang air kecil dan rutin mengganti pakaian dalam. Beranjak usia sekolah dasar,
pengetahuan anak tentang seks harus makin bertambah. Pada usia ini anak harus
tahu, tidak boleh sembarang orang meraba atau memegang alat kelamin miliknya.
Bila perlu, maka berikan pengetahuan ini pada usia TK sehingga anak terhindar
dari tindak pencabulan dini yang makin kerap terjadi. Di tahap pra-pubertas
ini, anak juga harus mengetahui fungsi alat kelaminnya. Dengan pengetahuan ini
diharapkan anak tidak sembarangan menggunakan alat kelamin tersebut. Tindakan
ini akan menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah terjadinya berbagai hal yang
tidak diinginkan, misalnya kehamilan dini, saat anak memasuki masa pubertas.
3.
Pemantauan
terus-menerus
"Orangtua harus mengetahui kapan anaknya
mengalami mimpi basah atau menstruasi pertama kali. Saat itu pastikan orangtua
ada di sisi anak dan siap menghadapi berbagai pertanyaan yang diajukan,"
ujar Seto. Saat anak mengalami menstruasi atau mimpi basah, orangtua harus
menjadi sahabat yang baik. Dengan menjadi sahabat, orangtua lebih mudah
mengingatkan kembali fungsi alat kelamin dan tidak menggunakannya sembarangan.
4.
Segamblang
mungkin
Seks sebaiknya
dijelaskan segamblang mungkin kepada anak. Dengan penjelasan yang benar dan
menyeluruh, anak tidak akan berimajinasi atau memiliki sudut pandang sendiri.
Penjelasan yang tidak utuh justru akan memancing rasa penasaran anak.
Untuk memulai suatu penjelasan, Vera
menyarankan orangtua memancing rasa ingin tahu anak. Selanjutnya penjelasan
bisa dimulai dari titik yang dipahami anak. "Ingat, anak sekarang memiliki
akses informasi yang lebih luas. Sering terjadi, apa yang kita kira mereka
tidak tahu, ternyata mereka mengetahuinya dengan lebih jelas termasuk untuk
seks. Bila anak sudah mengetahui sampai tahap sperma dan ovum, maka jangan ragu
menjelaskan, tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti," kata Vera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seks merupakan upaya pengajaran,
penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual yang sangat penting
dan baik jika diterapkan pada anak-anak sejak dini. dengan memberikan pemahaman
tentang pendidikan seks anak-anak akan lebih peka pada berbagai kondisi
mengenai seks terutama pada dirinya sendiri dan individu lain disekitarnya.
Selain itu pendidikan seks dapat membuka wawasan positif anak-anak dan
menghindarkan diri mereka dari berbagai ancaman kejahatan seksualitas.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat
mengerti tentang apa itu pendidikan seks, bagaimana cara menerapkan pendidikan
seks pada anak usia dini dan terus memperluas wawasan dan kazanah ilmu
pengetahuan dalam bidang psikologi.
Daftar pustaka