Minggu, 04 Januari 2015

Psikologi Pendidikan

Makalah
Psikologi Pendidikan
“Pendidikan Seks Usia Din



Kata Pengantar
Pertama-tama penulis panjatkan Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga makalah yang berjudul “Pendidikan Seks Usia Dini” dapat diselesaikan dengan baik. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini  ialah sebagai salah satu agenda akademis yang harus di tempuh pada mata kuliah psikologi pendidikan.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua yang sudah mendukung, membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.  penulis sangat mengharapkan saran dan  kritikan yang membangun  demi perbaikan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Yogyakarta, Oktober 2014.

                                                                                                Penulis






Daftar isi
            Kata pengantar…………………………………………………………….
            Daftar isi……………………………………………………………….......  
            BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
B.      Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Apa itu pendidikan seks
B.     Apa tujuan dan manfaat penerapan pendidikan seks usia dini
C.     cara penyampaian dan penerapan pendidikan seks usia dini
D.    Hal-hal  yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan seks
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar pustaka……………………………………………………………….



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Di era globalisasi yang terus berkembang seperti sekarang, pendidikan seks merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan manusia, terutama pada anak-anak sejak dini. Akan tetapi disisi lain masyarakat terutama orangtua sangat sulit untuk membicarakan apa lagi menerapkan pendidikan seks usia dini pada anak-anaknya. Orangtua cenderung berpikir bahwa seks adalah sesuatu yang sangat tabu dan tidak pantas jika dibicarakan pada anak-anak.  padahal dengan menerapakan pendidikan ini, orangtua telah memberikan sumbangsi besar bagi perkembangan dan pengetahuan sang anak di masa yang akan datang. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan sulitnya orangtua menerapkan pendidikan seks pada sang buah hati diantaranya karena pengetahuan yang kurang cukup, paradigma budaya yang salah dan ketidak-tahuan orangtua bagaimana cara untuk menyampaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini  kita akan membahas pentingnya penerapan pendidikan seks usia dini.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kita dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu pendidikan seks?
2.      Apa  tujuan dan manfaat penerapan pendidikan seks usia dini?
3.      Bagaimana cara penyampaian dan penerapan pendidikan seks usia dini?
4.      apa saja hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan seks?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    pengertian pendidikan seks
Pendidikan seks (sex education) adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ reproduksi ter­sebut. Itu sebabnya, pendidikan seks dapat dikatakan sebagai cikal bakal pendidikan kehidupan berkeluarga yang memiliki makna sangat penting. Para ahli psikologi menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya mulai dikenalkan dengan pendidikan seks yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksualnya dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta kesiapan mental dan material seseorang. Sementara Dr. Warih A Puspitosari, M.Sc, Sp.K.J.  menjelaskan bahwa “Pendidikan seks usia dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks. Namun pendidikan seks pada usia dini menjelaskan tentang organ-organ yang dimiliki manusia dan apa fungsinya”.
Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya. Pendidikan seks dapat di bedakan menjadi seks instruction dan education in sexuality Yaitu:
1.      Sex Intruction ialah penerangan mengenai anatomi seperti pertumbuhan rambut pada ketiak, dan mengenai biologi dari repoduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk mempertahankan jenisnya termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan.
2.      Education in sexuality meliputi bidang–bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai individual sexual serta mengadakan interpersonal yang baik
B.     tujuan dan manfaat penerapan pendidikan seks
a)      tujuan pendidikan seks.
pendidikan seks memiliki tujuan yang berbeda-beda. Seperti pada usia balita, tujuannya adalah untuk memperkenalkan organ seks yang dimiliki, seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelas­kan fungsi serta cara melindunginya. Jika tidak dilakukan lebih awal maka ada kemungkinan anak akan mendapatkan banyak masalah seperti memiliki kebiasaan suka memegang alat kemaluan sebelum tidur, suka memegang payudara orang lain atau masalah lainnya.
Untuk usia sekolah mulai 6-10 tahun bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perernpuan), menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.
Sedangkan usia menjelang re­maja, pendidikan seks bertujuan untuk menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya,serta menerima perubahan dari bentuk tubuh. Pendidikan seks berguna untuk mem­beri penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas), menanamkan moral dan prinsip "say no" untuk seks pranikah serta membangun penerimaan terhadap diri sendiri. Bahkan, pendidikan seks juga penting diberikan pada anak di usia pranikah untuk pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.
b)       Manfaat pendidikan seks.
1.      Membantu jalannya komunikasi tentang topik yang berhubungan dengan seksualitas. Akan datang saat anda, sebaga orang tua, harus menjelaskan tentang beberapa topik terkait seksualitas dengan anak-anak anda. Jikalau mereka sudah mengerti dasar-dasar dari topik tersebut, komunikasi tersebut tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
2.       Membuat pikiran anak-anak lebih terbuka pada topik terkait seksualitas tersebut. Dengan adanya pendidikan seksual ini, anak-anak tidak akan merasa malu untuk membicarakan topik-topik yang berkaitan dengan seksualitas tersebut dengan orang tua mereka.
3.      Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehatRasa penasaran para remaja mengenai seksualitas perlu di tampung dalam wadah yang memadai dan tidak menyesatkan. Salah satunya tentu dengan edukasi seks yang diberikan secara rutin baik di sekolah maupun di rumah. Rasa penasaran mereka tentang seksualitas pun terbayar dengan mendapatkan pengetahuan dari sumber yang terpercaya. Dengan demikian anak tidak akan terjerumus dalam pengetahuan yang menyesatkan seperti yang terdapat pada komik atau pun video porno.
4.      Memperkuat rasa percaya diri. Dengan adanya pendidikan seks, rasa percaya diri anak akan timbul dengan sendirinya. Mengetahui setiap inci bagian tubuhnya sendiri membuat mereka merasa nyaman. Si anak akan memahami batasan yang penting dalam pergaulan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Manfaat pendidikan seks ini membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap perilaku seksualitas yang dimiliki.
C.     Cara penyampaian dan penerapan pendidikan usia dini.
Cara memberikan penjelasan pendidikan seks kepada anak sesuai dengan umur mereka :
·         Balita 1-5 tahun
Pada usia ini, Anda bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek. Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.
·         Umur 3-5 tahun
Pada rentang umur ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi masing-masing organ tubuh, jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil. Saat yang paling tepat untuk mengajarkannya adalah di saat Anda sedang memandikannya. Diharapkan untuk hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan di masyarakat untuk menyebut alat kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti “apem” atau “burung”. Anda tidak perlu membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak Anda atau mengajarkannya dalam kondisi belajar yang serius.
Pertanyaan yang sering dilontarkan anak pada usia ini , seperti “mama, kita lahir dari mana?”, Anda juga bisa memberikan penjelasan mengenai darimana bayi berasal dengan menggunakan sebuah cerita agar si buah hati bisa lebih memahami dan tertarik untuk mendengarkannya. Di usia ini juga, seorang anak sudah bisa diajarkan apa itu perempuan dan laki-laki. Jadi bila Anda memiliki dua anak yang berlawanan jenis, akan lebih mudah untuk Anda menjelaskan perbedaan penis dan vagina kepadanya.
Ajarkan juga kepada anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya, adalah milik pribadinya yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus diajarkan untuk tidak menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada mereka bahwa mereka memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan segala macam bentuk kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini menjadi penting, karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk menyatakan penolakannya.
·         Umur 6 - 9 tahun
Anak-anak sering sekali menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual dari orang dewasa karena ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan dengan mudah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masalah utama dalam kasus pencabulan anak adalah anak kecil tidak sadar bahwa dirinya telah mengalami pencabulan, baik karena keluguan si anak atau karena pelaku berdalih bahwa hal yang dilakukan adalah tanda “kasih sayang”.
Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk membuka pakaian bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat kelaminnya oleh temannya. Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak sekencang mungkin meminta pertolongan dan melapor ke orang tua jika orang dewasa yang berada di sekitar mereka mengancam untuk memberikan hukuman atau mengintimidasi mereka di saat mereka menolak untuk melakukan hal-hal yang menurut anak tidak nyaman untuk dilakukan.
Selain itu, di rentang umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang tumbuh dengan cepat dan terlihat jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak ayam) di saat bertumbuh dewasa untuk mengajarkan mengenai perkembangan alat reproduksi. Ajaklah anak anda untuk turut mengamati perkembangannya. Jika mereka tidak terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa berikan informasi lebih lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan berubah seiring mereka bertumbuh dewasa nanti.
Orang tua harus memperhatikan suasana hati anak agar saat menyampaikan materi seksualitas, si anak tidak merasa terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi terlalu liar dalam menyikapi seks.


·         Umur 9 - 12 tahun   
Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si anak saat menjelang masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap individu. Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah yang akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap perkembangan individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.
·         Umur 12 - 14 tahun
Data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah berhubungan seksual sebelum menikah. Penulis memang tidak mendapatkan angka pasti untuk data di tahun 2012, tetapi dengan adanya berita di berbagai media massa yang menyatakan adanya peningkatan dalam tingkat aktivitas seksual remaja, maka tentunya harus ada pendidikan yang memadai untuk menanggulangi hal ini.
Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya bekerja. Penekanan terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk hubungan seksual juga sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak segala macam konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan komunikasi dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas, juga perlu menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum mencapai masa dewasa.
Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa ragu, takut, enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka. Jika orang tua merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan anak, orang tua bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk  memberikan pendidikan seksual kepada anak dan  membantu orang tua merasa nyaman membicarakan topik ini.
·         Usia Menjelang Remaja
Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
·         Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi.
Diharapkan, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.
D.    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan seks.
1.      Harus dilakukan orang terdekat
"Dalam hal ini, orangtua menjadi tombak utama. Anak laki-laki diajari ayah, sedangkan anak perempuan mendapat informasi dari ibu," kata Seto. Dalam prosesnya, orangtua harus komunikatif, rendah hati, dan mau mendengarkan. Orangtua dengan tiga kriteria tersebut akan membuat anak nyaman bertanya dan mendengarkan saran atau jawaban yang diberikan.
2.      Disesuaikan dengan daya tangkap anak
"Setiap anak memiliki daya tangkap berbeda. Namun, bagaimanapun daya tangkap anak, pastikan dia memperoleh informasi yang maksimal," ujar Seto. Pendidikan seks untuk usia TK tentu berbeda dengan SD dan SMP.
Untuk usia TK, kata Seto, pastikan anak mengetahui perbedaan jenis kelamin antara dia dan teman yang lain. Selanjutnya anak juga harus mengetahui perbedaan organ kelamin yang dimiliki, antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini anak juga harus tahu bagaimana membersihkan dan merawat alat kelamin. Misalnya membersihkan kelamin seusai buang air kecil dan rutin mengganti pakaian dalam. Beranjak usia sekolah dasar, pengetahuan anak tentang seks harus makin bertambah. Pada usia ini anak harus tahu, tidak boleh sembarang orang meraba atau memegang alat kelamin miliknya. Bila perlu, maka berikan pengetahuan ini pada usia TK sehingga anak terhindar dari tindak pencabulan dini yang makin kerap terjadi. Di tahap pra-pubertas ini, anak juga harus mengetahui fungsi alat kelaminnya. Dengan pengetahuan ini diharapkan anak tidak sembarangan menggunakan alat kelamin tersebut. Tindakan ini akan menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah terjadinya berbagai hal yang tidak diinginkan, misalnya kehamilan dini, saat anak memasuki masa pubertas.
3.      Pemantauan terus-menerus
"Orangtua harus mengetahui kapan anaknya mengalami mimpi basah atau menstruasi pertama kali. Saat itu pastikan orangtua ada di sisi anak dan siap menghadapi berbagai pertanyaan yang diajukan," ujar Seto. Saat anak mengalami menstruasi atau mimpi basah, orangtua harus menjadi sahabat yang baik. Dengan menjadi sahabat, orangtua lebih mudah mengingatkan kembali fungsi alat kelamin dan tidak menggunakannya sembarangan.
4.      Segamblang mungkin
Seks sebaiknya dijelaskan segamblang mungkin kepada anak. Dengan penjelasan yang benar dan menyeluruh, anak tidak akan berimajinasi atau memiliki sudut pandang sendiri. Penjelasan yang tidak utuh justru akan memancing rasa penasaran anak.
Untuk memulai suatu penjelasan, Vera menyarankan orangtua memancing rasa ingin tahu anak. Selanjutnya penjelasan bisa dimulai dari titik yang dipahami anak. "Ingat, anak sekarang memiliki akses informasi yang lebih luas. Sering terjadi, apa yang kita kira mereka tidak tahu, ternyata mereka mengetahuinya dengan lebih jelas termasuk untuk seks. Bila anak sudah mengetahui sampai tahap sperma dan ovum, maka jangan ragu menjelaskan, tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti," kata Vera.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan seks merupakan upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual yang sangat penting dan baik jika diterapkan pada anak-anak sejak dini. dengan memberikan pemahaman tentang pendidikan seks anak-anak akan lebih peka pada berbagai kondisi mengenai seks terutama pada dirinya sendiri dan individu lain disekitarnya. Selain itu pendidikan seks dapat membuka wawasan positif anak-anak dan menghindarkan diri mereka dari berbagai ancaman kejahatan seksualitas.
B.     Saran
Diharapkan pembaca dapat mengerti tentang apa itu pendidikan seks, bagaimana cara menerapkan pendidikan seks pada anak usia dini dan terus memperluas wawasan dan kazanah ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi.



Daftar pustaka

4 komentar: